Ahmad Najib Burhani, Putra Blitar Dilantik sebagai Dirjen Sains dan Teknologi
Ahmad Najib Burhani, seorang intelektual asal Blitar, resmi dilantik sebagai Direktur Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek) pada 6 Januari 2025.
Pelantikan ini menandai perjalanan karier yang gemilang dari seorang akademisi hingga menduduki posisi strategis di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Sebagai putra daerah, Ahmad Najib Burhani lahir di Blitar pada 27 April 1976. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya dan melanjutkan sekolah menengah di MTsN Kunir, Blitar, serta MAPK Jember (Madrasah Aliyah Program Khusus).
Setelah itu, ia melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di mana ia meraih gelar sarjana dalam bidang Aqidah dan Filsafat pada tahun 1999.
Najib juga aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat selama masa kuliahnya. Di organisasi ini, ia mengasah kemampuan kepemimpinan, membangun jaringan intelektual, dan memperkokoh komitmennya terhadap pengembangan ilmu dan advokasi sosial.
Semangat belajarnya membawa Najib ke panggung akademik internasional. Ia meraih gelar Master of Arts di Universiteit Leiden, Belanda, pada 2004 dan Master of Science dari University of Manchester, Inggris, pada 2007.
Gelar doktoralnya diselesaikan di University of California, Santa Barbara (UCSB), Amerika Serikat, pada 2013, dengan disertasi yang menyoroti komunitas Ahmadiyah dan wacana heresi di Indonesia.
Najib memulai karier profesionalnya sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak 2005, ia bergabung sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang kemudian diintegrasikan ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Di BRIN, ia menjabat sebagai Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, di mana ia berkontribusi besar pada kajian sosial dan keagamaan di Indonesia.
Sebagai seorang intelektual, Najib dikenal karena kepeduliannya terhadap isu-isu minoritas dan toleransi beragama.
Buku-bukunya, seperti "Dilema Minoritas di Indonesia" dan "Menemani Minoritas", telah menjadi referensi penting dalam kajian sosial.
Salah satu karyanya yang terkenal, "Muhammadiyah Jawa", pernah dibedah oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar di Local Education Center (LEC) Garum.
Bedah buku ini menjadi momen penting untuk mendorong diskusi intelektual di Blitar.
Pelantikan Najib Burhani sebagai Dirjen Saintek diharapkan dapat memperkuat langkah Indonesia dalam pengembangan riset dan inovasi teknologi.
Dalam sambutannya, Najib menekankan pentingnya sinergi antara sains, teknologi, dan budaya untuk mencapai kemajuan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai Dirjen Saintek, Najib berencana memperluas akses pendidikan teknologi hingga ke daerah terpencil.
Visi ini sejalan dengan pengalaman pribadinya sebagai putra daerah yang berhasil menggapai prestasi di tingkat nasional dan internasional.
Meski telah menempuh karier di tingkat nasional, Ahmad Najib Burhani tetap menunjukkan dedikasi pada kampung halamannya.
Bedah bukunya di LEC Garum menjadi salah satu contoh bagaimana ia berkontribusi membangun literasi dan diskusi intelektual di Blitar.
Dengan pengalaman dan rekam jejak yang cemerlang, Ahmad Najib Burhani diharapkan dapat membawa Ditjen Saintek ke arah yang lebih progresif.
Keberhasilannya bukan hanya menjadi kebanggaan bagi warga Blitar, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus mengejar ilmu dan memberikan kontribusi terbaik bagi negeri. []
📝RD
Post a Comment for "Ahmad Najib Burhani, Putra Blitar Dilantik sebagai Dirjen Sains dan Teknologi"
Post a Comment
Mau berkomentar? Jangan sungkan-sungkan, tulis di bawah ini